ANALISIS KESESUAIAN SERTA KELAYAKAN
PROPOSAL BISNIS CALIBRATE DESIGN AND
EDITING DENGAN PEDOMAN KEWIRAUSAHAAN
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr. Drs.
Sukirman S.Pd S.H M.M
Disusun oleh
Muhammad
Yusrul Hana 201511274
MANAGEMENT
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017
Kata Pengantar
Alhamdulilah,Segala puji bagi Allah
SWT yang telah memberikan kesempatan dan karunianya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah di tentukan dan makalah ini
sebagai tugas ujian tengah semester genap mata kuliah Kewirausahaan yang
berjudul “Analisa Kesesuaian Proposal
Bisnis Calibrate Design And Editing Dengan Buku Kewirausahaan”.
Penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna,sehingga penyusun mengharap kritik dan saran dari pembaca agar
pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Dan kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terkait dalam proses pembuatan makalah
ini,sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Semoga ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan kritik serta saran sangat kami butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kudus,
17 April 2017
Muhammad
Yusrul Hana
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
Daftar Tabel dan Lampiran........................................................................................ iv
Abstraksi.................................................................................................................... v
Ringkasan................................................................................................................... vi
BAB I Pendahuluan................................................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Makalah......................................................................................... 2
BAB II Landasan Teori.............................................................................................. 3
2.1
Wirausahawan............................................................................................ 3
2.1.1
Pengertian Wirausahawan.................................................................. 3
2.1.2
Risiko dan Karakteristik..................................................................... 4
2.13
Mengatasi Tekanan.............................................................................. 5
2.2
Jiwa Wirausaha........................................................................................... 6
2.2.1
Pelaku Usaha...................................................................................... 6
2.2.2
Ideologi Wirausaha............................................................................. 7
2.2.3
Jati Diri Wirausaha............................................................................. 8
2.2.4
Bisnis di Tempat Kerja....................................................................... 8
2.2.5
Sikap Karir.......................................................................................... 9
2.2.6
Sikap Mental....................................................................................... 10
2.2.7
Perilaku Positif................................................................................... 11
2.2.8
Kebiasaan dan Sikap........................................................................... 12
2.3
Risiko Usaha.............................................................................................. 13
2.3.1
Kondisi Berisiko................................................................................. 13
2.3.2
Keputusan Risiko................................................................................ 13
2.3.3
Kembangkan Ide................................................................................ 15
2.3.4
Tipe Pengambilan Risiko.................................................................... 15
2.3.5
Delegasi Wewenang........................................................................... 16
2.3.6
Melaksanakan Perubahan................................................................... 17
2.3.7
Evaluasi Risiko................................................................................... 18
2.3.8 Pengambilan Risiko........................................................................... 19
BAB III Analisa
Keseusaian Proposal dengan Pedoman Kewirausahaan................. 22
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 26
4.1
Kesimpulan................................................................................................. 26
4.2
Saran........................................................................................................... 26
Daftar Pustaka
Tabel dan Lampiran
DAFTAR
TABEL DAN LAMPIRAN
1. Tabel
1, Tabel Kompetitor Halaman 22
2. Lampiran
1, Lokasi Usaha (Tempat Usaha) Halaman 23
3. Lampiran
2, Design Brousur Promosi Halaman 23
ABSTRAKSI
ANALISIS KESESUAIAN SERTA KELAYAKAN
PROPOSAL BISNIS CALIBRATE DESIGN AND EDITING DENGAN PEDOMAN KEWIRAUSAHAAN
Oleh
Muhammad
Yusrul Hana
201511274
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian
serta kelayakan proposal bisnis calibrate
design and editing dengan pedoman kewirausahaan.
Kajian ini melibatkan variabel wirausahawan, jiwa wirausaha, dan resiko usaha;
menganalisis kesesuaian bisnis dari segi variabel tersebut terhadap kelayakan
bisnis calibrate design and editing untuk
dijalankan serta dikembangkan. Analisis ini menganalisis usaha bisnis calibrate design and editing, sebuah
usaha yang bergerak dibidang industri kreatif yaitu penyedia jasa design dan
editing. Usaha tersebut merupakan salah satu wadah kreativitas mahasiswa yang
mempunyai suatu keahlian dalam hal design grafis yang dituangkan menjadi sebuah
usaha.
Kelayakan
suatu usaha untuk dijalankan dan dikembangkan bisa dilihat dari wirausahawan
itu sendiri, yang meliputi bagaimana seoarang wirausahawan dapat mengembangkan jiwa
wirausahanya serta bagaimana cara wirausahwan menyelesaikan resiko usaha yang
dihadapinya. Ketiga variabel tersebut adalah tolak ukur untuk melakukan sebuah
wirausaha, sekaligus mengetahui bahwa sebuah usaha telah berorientasi dengan masa depan usahanya. Seorang
wirausahawan harus mampu mengidentifikasikan apa yang menjadi kelebihan dan
kelemahan dari usahanya, dari indentifikasi tersebut seorang wirausahawan bisa
mengetahui tingkat resiko usahanya dan cara untuk mengatasi dan meminimalisir
jika sampai terjadi resiko pada usahanya.
.
Kata kunci
: Wirausahawan, Jiwa Wirausaha, Risiko Usaha, Wirausaha.
RINGKASAN
Wirausahawan
merupakan seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk
mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki
sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha. Seorang entrepreneur memiliki
risiko dan karakteristik yang berbeda-beda, namun sifat dasar yang dimiliki
oleh seorang entrepreneur yaitu harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai
jaringan networking yang luas, inovasi dan keinginan untuk tumbuh serta berani
dalam mengambil resiko. Selain itu menjadi wirausaha haruslah meminimalisir dan
mengatasi tekanan yang ada dalam perjalanan bisnisnya. Pelaku usaha atau
pewirausaha juga harus mempunyai jiwa wirausaha yang kuat sehingga dapat
menjalankan usahanya dengan baik, seorang wirausaha juga harus memiliki
ideologi yang kuat pula, dengan ideologi yang kuat seorang wirausaha dapat mempertanggung
jawabkan atas usaha yang dilakukannya sehingga usahanya bisa berjalan secara
sempurna. Seorang wirausaha harus memiliki sebuah jati diri yang membedakan
dirinya dan usahanya dengan usaha yang lainnya. Perilaku wirausaha dan sikap
usaha juga akan menentukan keberlansungan usahnya. Wirausaha suka mengambil
resiko realistik karena ingin berhasil mendapatkan kepuasan besar dalam
melaksanakan tugas, tetapi dengan keterampilan yang dimiliki sehingga resiko
dapat dihindari. Semakin besar usaha yang dijalankan maka semakin besar pula
resiko-resiko yang dihadapinya. Wirausaha selain harus berani mengambil
keputusan atas resiko, seorang wirausaha juga harus piawai dalam menyelesaikan
resiko yang ada, dengan mengembangkan ide-ide yang inovatif dan kreatif. Dalam
mengambil keputusan pasti ada sesuatu yang dirubah, hal itu bertujuan supaya
permasalahan yang ada bisa terpecahkan atau terselesaikan. Evaluasi resiko juga
perlu dilakukkan untuk mengidentifikasikan
tingkat-tingkat resiko yang ada dan cara menyelesaikannya.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kewirausahaan adalah sikap, jiwa, dan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna
bagi dirinya dan orang lain. Dalam era globalisasi dan pertumbuhan penduduk
yang sangat pesat membuat lapangan kerja tidak sebanding dengan jumlah angkatan
kerja. Maka dari itu
mahasiswa sekarang dituntut untuk bisa berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja. Di era
modern seperti sekarang teknologi juga berperankan penting dalam berbisnis.
Karena hal itulah saya memilih bisnis Calibrate
Design and Editing yang merupakan usaha di bidang industri kreatif dan
bergerak dalam bidang jasa penyedia design
dan editing. Usaha ini merupakan
salah satu wadah kreativitas mahasiswa yang mempunyai suatu keahlian dalam hal
desain grafis yang dituangkan menjadi lapangan kerja yang dapat bekerja tanpa
adanya tekanan. Kami hadir untuk memberikan solusi pembuatan design
dan editing. Prospek usaha ini sangat menjanjikan karena banyak
orang yang membutuhkan desain untuk memperkenalkan atau menunjang bisnis atau
pekerjaannya, sekaligus untuk membuktikan ‘keeksisan’ usaha mereka kepada
masyarakat. Apalagi sekarang ini jejaring sosial di internet sangat berkembang
pesat dan sebuah design yang menarik
merupakan bukti bahwa sebuah usahanya kreatif dan eksis. Kemudian saat ini juga
banyak usaha baru yang mulai memikirkan secara serius ‘identity’ mereka yang membuat usaha tersebut terlihat unik di
masyarakat sehingga bisa dikenal dengan lebih baik.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Apa definisi dari wirausahawan ?
b.
Bagaimana jiwa yang harus ditanamkan dalam berwirausaha ?
c.
Apa saja risiko dalam
menjalani sebuah usaha ?
d.
Bagaimana analisis
kesesuaian usaha Calibrate design and editing dengan teori kewirausahaan ?
1.3
Tujuan
Makalah
a.
Mengetahui definisi dari
wirausahawan.
b.
Mengetahui jiwa yang
seharusnya ditanamkan dalam berwirausaha.
c.
Mengetahui dan memahami
risiko yang ada dalam menjalani sebuah usaha.
d.
Mengetahui analisis
kesesuaian usaha Calibrate design and editing dengan teori kewirausahaan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
WIRAUSAHAWAN
2.1.1
Pengertian
Wirausahawan
Pengertian
Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh
dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa
Perancis yaitu entrepreneur yang
berarti mengambil pekerjaan ( to undertake
). Konsep mengenai entrepreneur adalah
sebagai berikut:
The entrepreneur is one who undertake to
organize, manage, and asume the risk of a bussines.
Konsep
ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmerer
dan Scarborough ( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is one who creates a new
bussines in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving
profit and growth by identifiying significant oppurtunities and assembling the
necerssary resource to capitalize on them.
Konsep
tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi
risiko dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan
terhadap usaha.
Berdasarkan
kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur
merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis,
adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai 4 karateristik
yaitu:
1.
Menjalankan sebuah bisnis
yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2.
Berani menanggung dan
menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
3.
Bisnis yang sedang
ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
4.
Perusahaan akan membuat
inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi
karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi.
Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai
bisnis.
2.1.2
Risiko
dan Karateristik
Landau
( 1982) mengusulkan dari risiko yang dibawa ( risk bearing ) dengan karateristik inovasi membuat sebuah dasar
klasifiksi entrepreneur. Hubungan
tersebut sebagai berikut :
High
Risk Bearing
|
Gambler
|
Entrepreneur
|
Low
|
Consolidator
|
Dreamer
|
Low
|
High
Innovativeness
|
Gambler merupakan entrepreneur juga, tetapi selalu
mempunyai karateristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer ( pemimpi ) adalah entrepreneur yang mempunyai inovasi
tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah. Consolidator
adalah entrepreneur yang hanya
bisa menerima risiko rendah dan karateristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah seorang yang
mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawahnya
juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts (
2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur
yaitu :
1.
Entrepreneur
adalah pelaku bukan pemikir.
2.
Entrepreneur
dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3.
Entrepreneur
selalu menjadi penemu
/ pencipta sesuatu.
4.
Entrepreneur
adalah akademis dan tidak bisa menyesuaikan dalam
masyrakat.
5.
Entrepreneur
harus memenuhi the profile
6.
Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
7.
Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan
8.
Ketidaktahuan merupakan
kebahagian bagi entrepreneur
9.
Entrepreneur
menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan
tingkat kegagalan cukup tinggi.
10. Entrepreneur adalah
sangat pengambil risiko.
Sukardi ( 1991 ) menemukan ada 9
karateristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
1.
Sifat instrumental
2.
Sifat prestasi
3.
Sifat keluwesan bergaul
4.
Sifat kerja keras
5.
Sifat keyakinan diri
6.
Sifat pengambil resiko
7.
Sifat swakendali
8.
Sifat kemandirian
Sukirman (2014) Berdasarkan
karateristik entrepreneur yang
dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai
jaringan ( network ), inovasi, dan
keinginan bertumbuh, serta pengambil resiko. Kondisi ini menunjukan bahwa para entrepreneur menemui tekanan ( stress ) setiap inovasi yang
dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan
Gumpert ( 1983 ) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi dari 4 penyebab
yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan
manusia ( pegawai ), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
2.1.3
Mengatasi
Tekanan
Mengantisipasi
tekanan enterpreneur harus bisa
berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi
tekanan dilakukan para enterpreneur seperti melakukan meditasi, melemaskan otot
dengan olahraga, mencari hiburan, dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang
perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu:
1.
Menciptakan networking : kesepian yang dihadapi
dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu
bercerita permasalahan yang dihadapi.
2.
Keluar dari persoalan
secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan enterpreneur melepaskan semua pekerjaan
dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3.
Berkomunikasi dengan
pekerja : enterpreneur mau membuka pintu
dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu enterpreneur dalam menghadapi persoalan.
4.
Menciptakan kepuasan di
luar perusahaan : enterpreneur dapat
melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis
yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5.
Pendelegasian : enterpreneur harus bisa mendelegasikan
pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan
penjelasan tentang enterpreneur
termasuk stress yang dihadapi. Inovasi dan resiko serta keinginan berkembang
merupakan karakteristik utama dari enterpreneur.
2.2 JIWA
KEWIRAUSAHA
2.2.1
Pelaku Usaha
Pelaku usaha merupakan individu yang
berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam
mengejar tujuan.
Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya
diri.
|
Yakin,
tidak tergantung, individualis, optimis
|
Berorientasi
pada tugas dan hasil.
|
Butuh
prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat,
energik, dan inisiatif
|
Pengambil
risiko.
|
Mampu
mengambil resiko. suka tantangan
|
Kepemimpinan.
|
Sebagai
pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
|
Keorisinilan
|
Inovatif
dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
|
Berotientasi
ke masa depan.
|
Pandangan
kedepan, perseptif.
|
Jiwa tersebut perlu
dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh
sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar
kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara
yang satu dengan lainnya berhubungan. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi
kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang
sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang menarik
diri dan pemalu.Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka
sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sangat berbeda dari bukan
wirausaha.
2.2.2 Ideologi
Wirausaha
Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan diri sendiri dan
buka dari diri oranglain. Resiko kegagaln selalu ada, pelaku usaha mengambil
resiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan
harus diterima sebagai pengalaman. Wirausaha berhasil setelah mengalami
kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau membantu menyalurkan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan
keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal kata lelah.
Capaian tujuan yang
berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri, tekankan
kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemhan, jujur dan agresif dalam mengejar
tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan
mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. lakukan hal yang penting dan
mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan
merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan
sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih
penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempuna
untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat
perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
2.2.3 Jati diri
Wirausaha
Manusia
adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda-beda,
hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab berlainan,
dan mempunyai tujuan hidup yang berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha
cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang.
Wirausaha saling meniru antara satu dengan yang lain, yang tua dan identifikasi
mendekati model peranan akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi
keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan
usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri
sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila
ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan
berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam
menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masalalu
membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai
tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan
tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri
sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan
pribadi secara terus menerus.
2.2.4
Bisnis
Ditempat Kerja
Melakukan
bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi
karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil resiko,
mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam
keadan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Berartibahwa pelaku bisnis perlu
menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku
bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang di
inginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti.
Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk
berlajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usahan akan belajar paling baik,
jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan
tetentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha.
2.2.5
Sikap
Karir
Pelaku
bisnis mempunyai kemampuan tertentu yang
dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku
usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
1. Pilih
karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif
dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh
kemampuan dan bakat diri sendiri.
2. Apabila
memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang
berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses,
gunakan untuk mengembangkan karir diri sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara
gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil.
Kembangkan sifat positif melalui
kegiatan sehari-hari.
3. Diperlukan
pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam
jenis pekerjaan tersebut.
4. Tingkatkan
kemampuan diri secara terus-menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang
kedepan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5. Semua selalu berubah, berarti
pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan gunakan untuk
memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6. Berorientasi pada
tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang
mengantar pada sukses masa depan.
7. Memiliki
kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan
kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan
kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber
daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8. Susun
kegiatan menjadi rutin agar mempunyai
banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan
non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan
dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan
tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9. Terimalah
tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu
keadaan
10. Mampu
menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam
upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para
karyawan.
11. Mempunyai
keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan
hasil yang dicapai.
12. Penampilan
diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik
juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri
sendiri, pastikan berpenampilan yang menarik.
13. Mengampil
kepuasan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan
diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar
mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14. Jalani
hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di
masa lalu. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan
memuaskan.
2.2.6
Sikap
Mental
Pelaku usaha memiliki
pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan
cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Saran berikut merupakan pengembangan sikap mental yang
baik.
1.
Pelaku bisnis merupakan
orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga
akan prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap ini
menentukan keberhasilan.
2.
Otak merupakan alat yang
berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk
memikirkan suatu kemungkinan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.
Sebagai manusia membatasi
pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan Imajinasi untuk
meluaskan pikiran dan coba berfikir yang
besar-besar. Pelaku usaha yang dapat melihat image besar adalah bersifat
wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
4.
Humor ikut mengembangkan
sikap mental yang sehat, selalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat.
menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan
optimismedan suasan yang santai.
5.
pikiran harus
terorganisasi dengan baik dan amampu memusatkan pada berbagai permasalahan.
Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan
upaya yang minim.
2.2.7
Perilaku
Positif
Perilaku
individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, perilaku
usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan
untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan.
Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif
terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap
positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut
berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1. Pusatkan
perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2. Pilih
sasaran positif dalam bekerja.
3. Bergaul
dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan
ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4. Jauhi
pikiran dan ide negatif.
5. Diri
sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6. Selalu
awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan
pribadi, kehidupan kerja maupun kehidupan masyarakat.
7. Tinggalkan
suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari
pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8. Lingkungan
mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri
wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif
dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
9. Percaya
diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri
sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10. Hilangkan
beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu.
Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan. Usahakan
konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukan bahwa ciri
pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam
suasana stress. Mengelola dalam
situasi stress yang terus menerus
menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam menangani stress meliputi : perhatikan dalam makan
dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang
penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana harus dibuat dan
mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil tindakan tidak berhenti
pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila terjadi paling
buruk, lebih baik, atau paling memungkinkan terjadi. Menghadapi stress, yang perlu diingat adalah
menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja sesuai dengan rencana.
2.2.8
Kebiasaan
dan Sikap
Perbuatan
baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling
utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi.
Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara
untuk menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha besar, dan tidak
menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiaan selama satu bulam
setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif,
membantu jika pada malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya.
Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya, merencanakan kegiatan
penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah
satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh, kemungkinan
besar bahwa kebiasaan itu yang baik dan memegang peranan penting dalam prestasi
masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab
atas tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali
kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan
baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa
depan.
2.3
Risiko
Usaha
2.3.1
Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku
usaha supaya membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan
hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara objektif. Kondisi semacam ini
mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi
semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku
usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian, dengan
menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif
yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari:
1.
Kemampuan daya tarik
setiap alternatif
2.
Kesedian menerima
kerugian
3.
Kemampuan menerima
keberhasilan dan kegagalan
4.
Kemampuan meningkatkan
keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan,
terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain:
1.
Pengambilan risiko
berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam
mengubah ide menjadi realitas.
2.
Pengambilan risiko
berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan pada
kemampuan diri sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk
mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk
mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3.
Pengetahuan realistik
mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi
kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
2.3.2
Keputusan
Risiko
Pengambilan
keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan
potensi pada diri sendiri sebagai
wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungan pribadi dengan anak,
istri dan tetangga akan membantu mempeoleh pengalaman untuk menilai
kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko
yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan
melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk
msa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia
mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudakan bakat dan kemampuan.
Pertumbuhan pribadi dan profesional datang dari hidup di masa sekarang dan
mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan
datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa
pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang
dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai
tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu
yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi
harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena
dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang di capai sekarang. Pengambilan
risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam
menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan
diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan
orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk
menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas
tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku pelaku usaha
atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha tidak dapat
hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas perbuatan diri sendiri.
Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka ini saat yang tepat untuk
menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka situasi akan semakin buruk,
dan pemasalahan semakin sukar
dipecahkan.
Risiko timbul saat seseorang menerima
tanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan atas
keputusan-keputusan iyulah maka bertanggungjawab mengatasi dengan keyakinan
yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan antara tujuan
pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian dari hidup,
jangan mengaambil risiko yang lebih besar dari yang dapat di tanggung, hal ini
merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua demi
suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko
yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika
keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama
adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat membenarkan
risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi dan menilai
tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana
risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yang dapat terwujud namun
penting adalah bakat, kemampuan, dan pengalaman diri sendiri.
2.3.3
Kembangkan
Ide
Risiko
dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif,
menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari
sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk
melaksanakan ide-ide paling produktif.
Semua
orang kreatif, jika telah
mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai
pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat
membantu mengatasi:
1.
Utarakan ide kepada istri atau
teman, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis. Menerangkan suatu ide
akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah
ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan
sebelum mencapai bentuk akhir.
2.
Pilih tempat dan waktu
untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkkan ide kepada
perusahaan sewaktu megalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan stabil,
sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan
suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang
baru.
3.
Kemukakan ide sedikit
demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan
semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
2.3.4
Tipe
Pengambil Risiko
Pengambilan
keputusan atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman
lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis
dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan
pekerja yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit
risiko. Sebagian besar pekerja masuk ke dalam pengambil risiko tipe ini, karena
perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat
manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan risiko.
Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan
membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat
dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi
harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemampuan
untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan
dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide
menjadi kenyataan.
Wirausaha
dapat dikatakan “praktis”, apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian
dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada
hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi
terlaksananya ide tersebut. Sebaliknya, pelaku usaha merasa lebih praktis dalam
menyadari keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang
mampu dilaksanakan.
Pelaku
usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia menerima
perubahan, mencoba alternative lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan
jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam
dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan
sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
2.3.5
Delegasikan
Wewenang
Sebagai
pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan
kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi
sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu
membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih
tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan
tanggungjawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan
wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu.
Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif berarti pemimpin harus menanggung
akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan
harus mempunyai staf yang berorientasikna tindakan dan mampu menerima wewenang
serta tanggungjawab.
Keuntungan
maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk
melaksanakan tugas dari tanggungjawab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan
orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor
kegiatan secara langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap
jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam mendelegasikan
wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain dalam organisasi. Pelaku usaha
yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai waktu untuk
kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau
pengembangan produk-produk baru.
2.3.6
Melaksanakan
Perubahan
Setiap
melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu
risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui
terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi
secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang
diperlukan, walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu
risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak
penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu
rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga
dirancang karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif
memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu
rencana sudah dicanangkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana
dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang
diterima tidak banyak, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan,
setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai
dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat
menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka
tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh
dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan
mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
1. Keyakinan
diri,
2. Kesediaan
untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan,
3. Kemampuan
menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan kemungkinan,
4. Menghadapi
situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian
hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu perlu menetapkan sasaran yang tinggi
untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk
mencapau tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko
yang akan dihadapi.
2.3.7
Evaluasi
Risiko
Keberadaan
data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan
tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis.
Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam
hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan
mengetahui dengan cermat dan makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif
mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan.
Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko.
Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan
berikut ini:
1. Apakah
risiko sepadan dengan hasil?
2. Bagaimana
risiko dapat dikurangi atau dihindari?
3. Informasi
apa yang diperlukan sebelum risiko diambil?
4. Sumber-sumber
daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
5. Mengapa
risiko ini penting?
6. Apa
yang menakutkan dalam mengambil risiko?
7. Apa
pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
8. Apa
yang dapat dicapai dengan mengambil risiko?
9. Persiapan-persiapan
apa yang perlu dibuat sebelum mengambil risiko?
10. Bagaimana
dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai?
11. Apa
halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan?
Proses pemeriksaan diri penting dalam
mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari serangkaian pertanyaan
yang harus dijawab sebelum menanggung risiko. Mengambil risiko sebelum
mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, dapat mengakibatkan kegagalan.
2.3.8
Pengambilan
Risiko
Perilaku
mengambil risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi
manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk
maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan
berinovasi, daripada manajemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang
sudah ada.
Pengambilan
risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu
keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah
risiko:
1. Taksiran
Risiko
Pertama
menaksir ada tidaknya risiko, yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih
sebuah alternative. Missal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi
untuk memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah sebagai berikut:
a. Tetap
pada tingkat permintaan sekarang,
b. Membeli
peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan,
c. Menyewa
peralatan untuk memenuhi permintaan,
d. Mensubkontrakkan
kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila mempunyai arus kas yang baik,
cadangan kas kuatm atau kemudahan kredit baik, dan jika permintaan dapat
dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka disini terdapat sedikit
risiko dalam memutuskan salah satu satu dari alternatif-alternatif, meskipun
alternatif pertama merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk diambil karena
mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan lain, peningkatan permintaan tidak
dapat dipastikan. Misalkan saja produk atau jasa bisa menjadi using karena
inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak perusahaan yang masuk
dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebih jauh
lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena tidak ada
kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai derajat
risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba potensial (sukses) untuk
berbagai alternatif.
2. Tujuan
dan Sasaran
Langkah
berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran
perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara
perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain.
Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan
tujuan dan sasaran perusahaan. Apabila saat azas, proses pengambilan keputusan
diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3. Teliti
Alternatif
Contoh:
pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten
dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survey
berbagai alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga
semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan
biaya finansial. Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan
“biaya pribadi”, sosial dan fisik. Misal: apakah kegagalan akan menjatuhkan
prestise sosial? Perlu menentukan biaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk
setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4. Kumpulkan
Alternatif
Tahap
selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap
kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk
setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi
dari pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan.
Laba
yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi
pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan,
dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi
ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5. Minimkan
Risiko
Menentukan
langkah yang berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat
mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kesadaran
yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan,
b. Kreativitas
dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan),
c. Kemampuan
merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan,
d. Dorongan,
energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6. Rencanakan
dan Laksanakan Alternatif
Sebuah
alternatif telah dipilih, susunan sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana
membuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk
hasil yang akan terjadi, dan proses umpan balik, sehingga perubahan-perubahan
yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.
BAB III
ANALISA
KESESUAIAN PROPOSAL DENGAN PEDOMAN KEWIRAUSAHAAN
Calibrate Design and Editing merupakan usaha kelompok yang masuk dalam
kategori industri kreatif dan bergerak dalam bidang jasa penyedia design dan editing. Usaha ini merupakan salah satu wadah kreativitas mahasiswa
yang mempunyai suatu keahlian dalam hal desain grafis yang dituangkan menjadi
lapangan kerja yang dapat bekerja tanpa adanya tekanan. Kami hadir untuk
memberikan solusi pembuatan design dan editing. Usaha ini termasuk dalam
industri kreatif, dalam usaha ini sangatlah mengutamakan tingkat kekreatifan
dan inovasi yang tinggi, hal itu dikarena tingkat kepuasan dalam terhadap
permintaan para pelanggan merupakan kunci keberhasilan usaha ini. Design dan Editing yang saya tawarkan merupakan design dan editing modern
yang sudah menggunakan teknologi komputer dan software, sehingga hasil design dan editingnya memiliki kualitas yang baik dan rapi. Dalam kualifikasi
keterampilan dan pendidikan, saya selaku pemilik menerapkan standart
persyaratan kerja di Calibrate Design and
Editing. Calibrate Design and
Editing juga menerapkan Job
Descriptions dalam membagi tanggungjawab karyawannya.
Dari rangkuman singkat konsep usaha Calibrate Design and
Editing sudah sesuai dengan pengertian dan penjabaran dari konsep wirausahawan
yang menyatakan bahwa entrepreneur
merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung
resiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkatkan
kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur adalah seseorang yang
mempunyai karakterisitik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawanya
juga tinggi. Entrepreneur harus
memiliki motivasi kerja, mempunyai jaringan (network), inovasi dan keinginan bertumbuh, serta mengambil risiko.
Serta meminimalisir terjadinya tekanan dalam berwirausaha.
Calibrate Design and Editing juga sudah menerapkan konsep jiwa wirausaha
seperti yang tertera dalam tinjauan pustaka. Calibrate Design and
Editing sangat percaya diri dalam mengembangkan usahanya walaupun faktor kompetitor (Tabel kompetitor terlampir) dan faktor
permodalan masih menjadi kendala, namun dari risiko tersebut Calibrate Design and Editing mengatasi
masalah dari risiko tersebut dengan melakukan diversifikasi produk, menempatkan
tempat usaha pada tempat yang strategis (Lokasi terlampir), dan melakukan
strategi pelayanan konsumen. Serta berorientasi pada tugas dan hasil, hal itu
tergambarkan pada calibrate design and
editing yang berkomitmen bahwa tingkat kepuasan dalam terhadap permintaan
para pelanggan merupakan kunci keberhasilan usaha ini. Serta dalam
mengembangkan usaha calibrate design and
editing melakukkan segmentasi, targeting dan rencana pemasaran serta
promosi produk melalui selembaran/brousur (Brousur terlampir), promosi langsung (word of mouth) dan melalui sosial media atau internet. Hal itulah yang membuktikan bahwa calibrate design and editing telah
berorientasi dengan masa depan usahanya.
Dalam
menganalisi risiko usaha bisa menggunakan SWOT untuk mengetahui apa saja yang
menjadi faktor Strengths,
Weakness, Oportunities, Threats. Berikut merupakan analisis SWOT pada usaha calibrate design and editing.
1.
Strengths (Kekuatan)
Suatu
keunggulan sumber daya, keterampilan atau kemampuan lain terhadap pesaingan dan
kebutuhan pasar yang dilayani, untuk kekuatan dari Calibrate design and editing yaitu :
·
Menggunakan aplikasi terkini dan terupdate dalam mendesign.
·
Memiliki beraneka ragam konsep design baik dari konsep creator atau dari sumber internet.
·
Memiliki sumber daya manusia yang berkompeten di bidang design grafis.
·
Proses pengerjaan design menggunakan teknologi komputer sehingga lebih
rapi dan lebih inovatif dibandingkan dengan cara konvensional.
·
Waktu pengerjaan relatif cepat dan mudah (tergantung design yang diminta konsumen).
·
Design dan Editing
dapat menyesuaikan sesuai dengan permintaan pelanggan.
·
Design yang ditawarkan selalu up to date atau
mengikuti trend mode.
·
Biaya cukup relatif murah dan adanya diskon untuk pemesanan tertentu,
dengan syarat yang berlaku.
·
Pelanggan bisa komplain terhadap hasil yang kurang memuaskan pada saat
proses editing dan design belum sampai tahap finishing atau jatuh tempo design jadi.
2.
Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan yang terdapat dalam Calibrate design and editing, dan masih
menjadi kelemahan dalam keberlangsungan usaha :
·
Usaha yang masih kecil, minim permodalan sehingga berkembangan usahanya
tidak bisa cepat.
·
Rata-rata sumber daya manusia atau pekerja memiliki keahlian design dari
proses belajar ototidak/belajar sendiri.
·
Jumlah karyawan yang masih sedikit.
·
Banyaknya kompetitor disekitar tempat usaha.
·
Pemilik, dan karyawan pendukung design dan editing yang masih berstatus
mahasiswa, sehingga jam kerja belum tentu menyesuaikan waktu luang.
3.
Oportunities (Peluang)
Situasi utama yang menguntungkan dalam
lingkungan usaha pada Calibrate design
and editing yaitu :
·
Usaha cukup fleksibel.
·
Kecilnya biaya promosi, karena promosi lebih berpusat pada sosial media.
·
Usaha ini selalu dibutuhkan bagi semua kalangan masyarakat.
·
Lokasi yang strategis dekat pusat keramaian.
·
Relasi yang luas sehingga memudahkan untuk mencari konsumen.
4.
Threats (Ancaman)
Situasi utama yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan usaha meliputi :
·
Pesaing atau kompetitor yang banyak dan profesional.
·
Kompetitor berani menawarkan promo dan iklan yang besar.
·
Kompetitor juga menyediakan jasa printing juga, meskipun bagian editing
sebenarnya masih minim.
·
Susahnya untuk berkembang jika modalnya terbatas.
Setelah analisa SWOT itu kita bisa
mengidentifikasikan apa keunggulan dan apa kelemahan yang dialami calibrate design and editing. Dari kelemahan tersebut kita
dapat mengetahui dan mengevaluasi apa risiko yang akan dihadapi oleh seorang
pewirausaha tersebut. Sehingga pengusaha itu bisa meminimalisir terjadinya
risiko-risiko yang ada. Pengusaha bisa mencoba menutupi atau meminimalisir
risiko yang ada dengan memperkuat keunggulan dan peluang yang dipilikinya. Ide-ide yang brilliant dan kreatif serta inovatif yang membuat keputusan yang
diambil untuk menghadapi risiko itu bisa diminimalisir kesalahan, dan melakukan
perubahan yang baik kembali.
Tentunya calibrate design and editing sudah
menerapkan analisis risiko usaha dalam pelaksanaan wirausahanya, hal itu dibuktikan
dengan analisi SWOT calibrate design and
editing yang telah tertuang diatas. Serta dibuktikan lagi dengan calibrate design and editing telah
melakukkan evaluasi terhadap kinerja usahanya yang selalu dilakukan pada saat proses produksi selesai, dan
evaluasi menyeluruh dilakukan setiap 1 minggu sekali. Evaluasi ini berupa
hal-hal teknis yang masih kurang atau perlu diperbaiki lagi, dan evaluasi
pelayanan pada pelanggan. Sehingga kedepannya konsep dari pedoman berwirausaha
itu sendiri bisa terealisasikan dengan baik dan semestinya.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai karakterisitik
inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawanya juga tinggi. Entrepreneur harus memiliki motivasi
kerja, mempunyai jaringan (network), inovasi
dan keinginan bertumbuh, serta mengambil risiko. Serta meminimalisir terjadinya
tekanan dalam berwirausaha. Calibrate Design and Editing juga sudah menerapkan konsep jiwa wirausaha
seperti yang tertera dalam tinjauan pustaka. Calibrate Design and
Editing sangat percaya diri dalam mengembangkan usahanya walaupun faktor kompetitor dan faktor permodalan masih
menjadi kendala, namun dari risiko tersebut Calibrate
Design and Editing mengatasi masalah dari risiko tersebut dan berkomitmen
bahwa tingkat kepuasan dalam terhadap permintaan para pelanggan merupakan kunci
keberhasilan usaha ini.. Hal itulah yang membuktikan bahwa calibrate design and editing telah berorientasi dengan masa depan
usahanya. Dalam analisi SWOT mengidentifikasikan apa
keunggulan dan apa kelemahan yang dialami calibrate design and editing. Dari
kelemahan tersebut kita dapat mengetahui dan mengevaluasi apa risiko yang akan
dihadapi oleh seorang pewirausaha tersebut. Sehingga pengusaha itu bisa
meminimalisir terjadinya risiko-risiko yang ada. Pengusaha bisa mencoba
menutupi atau meminimalisir risiko yang ada dengan memperkuat keunggulan dan
peluang yang dipilikinya. Ide-ide yang brilliant dan kreatif serta inovatif
yang membuat keputusan yang diambil untuk menghadapi risiko itu bisa
diminimalisir kesalahan, dan melakukan perubahan yang baik kembali.
Sehingga kedepannya
konsep dari pedoman berwirausaha itu sendiri bisa terealisasikan dengan baik
dan semestinya.
4.2
Saran
Dalam melakukkan sebuah
usaha harusnya mengutamakan konsep-konsep pedoman dalam berwirausaha, sehingga
kita menjadi paham bagaiamana kita melakukkan usaha dan mampu meminimalisir
terjadinya risiko dalam berwirausaha.
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, D. P and D. E Gumpert. 1985. Coping with Entrepreneurial Stres, Harvard
Business Review (Mar/Apr.). pp. 45-56.
Kuratko, Donald F. And Richard M.
Hodgetts. 2001. Entrepreneurship: A
Comtemporary Approach. 5 eds. South Western: Australia
Sukardi, Imam Santoso. 1991. Intervensi Terencana Faktor-Faktor
Lingkungan terhadap Pembentukan Sifat-Sifat Antrepreneur (Entrepreneur Traits);
Disertai Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia.
Sukirman. 2014. Kewirausahaan (Kasus dan Implementasi).
Edisi 7. Galaksi Nusindo: Semarang
Yusrul, Muhammad H.
2017. Proposal Bisnis Calibrate Design
and Editing. Fakultas Ekonomi: Universitas Muria Kudus
Zimmerer, T W and N. M. Scarborough.
2005. Essential of Entrepreneurship and
Small Business Management; 4th. Pearson Prentice Hall: Singapore.
0 comments: