ANALISA PROPOSAL USAHA SOUVENIR PIN (GUSJIGANG) DENGAN
BUKU PEDOMAN KEWIRAUSAHAAN
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
Dosen
pengampu : Dr. Drs. Sukirman, S.pd, S.H, MM.
Disusun
oleh :
M.
Naqi Syaroful Anam
201511314
4
D Manajemen
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis
mampu menyelesaikan makalahini dengan baik.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewirausahaan di Universitas Muria Kudus
Jurusan Manajemen.
Dalam memenuhi persyaratan tersebut
penulis mencoba membuat makalah yang berjudul Analisa Proposal Usaha Souvenir
PIN "GusJiGang" Dengan Buku Pedoman Kewirausahaan.
Dalam menyusun makalah ini penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebab
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis terbatas, cukup banyak
tantangan dan hambatan serta memerlukan tenaga yang extra yang penulis temukan
dalam menyusun makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Kudus, 11 April
2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL........................................................................................................ i
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................................... iii
RINGKASAN.................................................................................................................. iv
ABSTRAK........................................................................................................................ v
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar
Belakang...................................................................................................... 1
B. Permasalahan......................................................................................................... 1
C. Tujuan.................................................................................................................... 2
BAB II: LANDASAN
TEORI......................................................................................... 3
A. Wirausahawan....................................................................................................... 3
1.
Pengertian Wirausaha....................................................................................... 3
2.
Risiko Dan Karakteristik.................................................................................. 4
3.
Mengatasi Tekanan........................................................................................... 6
B. Jiwa
Kewirausaha.................................................................................................. 7
1.
Pelaku Usaha.................................................................................................... 7
2.
Ideologi Wirausaha........................................................................................... 8
3.
Jati Diri Wirausaha........................................................................................... 8
4.
Sikap Karir........................................................................................................ 9
5.
Sikap Mental..................................................................................................... 10
6.
Perilaku Positif................................................................................................. 11
C. Risiko
Usaha......................................................................................................... 13
1.
Kondisi Berisiko............................................................................................... 13
2.
Keputusan Risiko.............................................................................................. 13
3.
Kembangkan Ide.............................................................................................. 14
4.
Melaksanakan Perubahan................................................................................. 15
5.
Evaluasi Risiko................................................................................................. 16
6.
Pengambilan Risiko.......................................................................................... 16
BAB III: ANALISA
USAHA.......................................................................................... 20
BAB IV: PENUTUP......................................................................................................... 23
A. Kesimpulan............................................................................................................ 23
B. Saran...................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 24
LAMPIRAN GAMBAR.................................................................................................. 25
A. Gambar
Lokasi...................................................................................................... 25
B. Gambar
Brousur.................................................................................................... 25
RINGKASAN
Konsep
usahawan merupakan sesorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan
menentukan risiko sebuah bisnis. Sedangkan arti dari wirausahawan merupakan
seseorang yang menghadapi risiko di masa mendatang dan bertujuan untuk
mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki
sehingga mengalami peningkatan dalam usaha. Seorang entrepeneur mempunyai
risiko dan karakteristik yang berbeda-beda, namun sifat dasar yang dimiliki
oleh seorang entrepeneur adalah keja keras, memiliki motivasi tinggi, memiliki
jaringan network yang luas, mampu berinovasi dan keinginan untuk bertambah
serta berani mengambil risiko. Selain itu, seorang wirausaha harus mampu
meminimalisir dan mengatasi tekanan yang ada dalam proses bisnisnya. Pelaku
usaha atau pewirausaha juga harus mempunyai jiwa yang kuat sehingga dapat
menjalankan bisnisnya dengan benar dan baik. seorang wirausaha juga harus
mempunyai ideologi yang kuat, dengan demikian seorang wirausaha dapat
mempertanggung jawabkan atas apa yang di lakukan sehingga usaha berjalan dengan
sempurna. Seorang wirausaha harus mempunyai sebuah jadi diri yang membedakan
dirinya dan usahanya dengan usaha yang lain. Perilaku wirausaha dan sikap usaha
juga akan menentukan keberlangsungnya usaha. Wirausaha suka mengambil resiko
realistik karena ingin berhasil mendapatkan kepuasan dalam melaksanakan
tugasnya, tetapi dengan keterampilan yang dimiliki sehingga resiko dapat
terhindarkan. Semakin besar usaha nya maka semakin besar juga risiko-risiko
yang harus dilampui seorang wirausaha, selain itu juga harus berani mengambil
keputusan dan risiko serta mampu dalam menyelesaikan risiko yang ada, dengan
mengembangkan ide-ide yang berinovasi dan kreatif. Dalam mengambil keputusuan
pasti ada perubahan, hal itu bertujuan agar permasalahan yang ada dapat
terpecahkan atau terselesaikan. Evaluasi resiko juga sangat perlu di lakukan dengan
baik untuk mengidentifikasi masalah dan tingkat resiko yang ada dan cara
melakukannya.
ABSTRAK
ANALISA
PROPOSAL USAHA SOUVENIR PIN (GUSJIGANG) DENGAN BUKU PEDOMAN KEWIRAUSAHAAN
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis dan
mengetahui bagaimana usaha souvenir pin (gusjigang) dengan buku pedoman
kewirausahaan.
Dari
analisis dapat menunjukan bahwa konsep
usaha souvenir pin yang sudah sesuai dengan teori pengertian dan penjabaran
dari konsep wirausahawan yang menyatakan bahwa entrepreneur adalah sesorang
yang berani menanggung resiko sebuah bisnis usaha, yang hasilnya akan
meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan kapitalisasi perusahaan.
Entrepreneur ialah sesorang yang berinovasi tinggi dan berani beresiko apapun
yang dihadapi. Dan ideologi, jati diri, sikap karir, juga memiliki motivasi
kerja yang baik, jaringan kerja (network) yang baik, banyak perubahan dan
keinginan bertumbuh dan berkembang, serta mampu mengambil resiko dan juga
meminimalisir terjadinya tekanan dalam berwirausaha.
Usaha souvenir pin (gusjigang) masih
adaresiko seperti faktor kompetitif
dan juga masalah permodalan.Namun
dari resiko tersebut pemilik mengatasinya dengan melakukan diversifikasi
produk, menempatkan lokasi yang strategis, pelayanan, kualitas produk dan
pendistribusian produk dengan sangat baik kepada para konsumen
Kata Kunci : Entrepreneur, Resiko
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu Negara
berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang rendah. Hal
ini di pengaruhi berbagai hal, diantaranya masalah dana pembangunan yang
tinggi, belum lagi faktor sosial budaya bangsa Indonesia yang belum begitu
baik. Tingkat pendapatan masyarakat yang belum mencerminkan tingkat pemerataan
yang nyata.
Kini yang menjadi masalah ialah bagaimana
bangsa dan negara kita ini mampu menaikkan pendapatan dan taraf hidup
masyarakat Indonesia yang lebih baik. Salah satu upaya yang dilakukan dengan
menciptakan peluang usaha dan mendorong munculnya jiwa wirausaha pada
masyarakat Indonesia tentunya. Sebab, para wirausahawan inilah yang bakal
menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat indonesia yang membutuhkan
agar bisa bekerja sehingga terciptaanya pemerataan tenaga kerja.
Pin saat ini telah menjadi alternatif
name-tag yang stylish. Pengguna pin sangat beramagam, sebagian besar digunakan
sebagai penanda keanggotaan suatu kelompok atau organisasi. Sangat ekslusif dan
berkesan jika di buat sebagai souvenir untuk klien, pengganti nam-tag pada saat
event-event khusus, sebagian lagi sebagai aksesoris menarik untuk dikoleksi dan
dimiliki. Saya sebagai penulis dan juga pendiri usaha ini akan mencoba
menganalisis proposal yang sudah saya buat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana teori dalam berwirausaha yang tepat bagi pelaku usaha ?
2.
Bagaimana jiwa dan jati diri seorang wirausaha ?
3. Bagaimana analisis teori kewirausahaan dengan
rencana proposal Souvenir Pin Gusjigang ?
4. Bagaimana strategi Souvenir Pin Gusjigang
dalam menghadapi resiko usaha ?
C.
Tujuan
1. Memahami dan mengetahui teori dalam
berwirausaha yang tepat bagi pelaku usaha.
2. Memahami dan mengetahui jiwa dan jati diri
seorang wirausaha.
3. Mengetahui bagaimana analisis teori
kewirausahaan dengan rencana proposal Souvenir Pin Gusjigang.
4. Mengetahui bagaimana strategi Souvenir Pin
Gusjigang dalam menghadapi resiko usahanya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
WIRAUSAHAWAN
1.
Pengertian
Wirausaha
Pengertian Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh dari berbagai
buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa
Perancis yaitu entrepreneur yang
berarti mengambil pekerjaan ( to
undertake ). Konsep mengenai entrepreneur
adalah sebagai berikut:
The entrepreneur is one who undertake to
organize, manage, and asume the risk of a bussines.
Konsep ini memberikan arti bahwa
usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola, dan
menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, resiko yang
terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough ( 2005)
memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut: An entrepreneur is one who creates a new bussines in the face of risk
and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifiying
significant oppurtunities and assembling the necerssary resource to capitalize
on them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa
wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi risiko dimasa yang mendatang
dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya
yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan
bahwa entrepreneur merupakan tindakan
seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan
bisnis, hasilnya akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai 4 karateristik
yaitu:
1.
Menjalankan sebuah bisnis
yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2.
Berani menanggung dan
menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
3.
Bisnis yang sedang
ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
4.
Perusahaan akan membuat
inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi
karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi.
Inovasi tersebut akan mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
2.
Risiko
dan Karateristik
Landau ( 1982) mengusulkan dari
risiko yang dibawa ( risk bearing ) dengan
karateristik inovasi membuat sebuah dasar klasifiksi entrepreneur. Hubungan tersebut sebagai berikut :
Gambler
|
Entrepreneur
|
Consolidator
|
Dreamer
|
Gambler
merupakan entrepreneur juga, tetapi
selalu mempunyai karateristik inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer ( pemimpi ) adalah entrepreneur yang mempunyai inovasi
tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah. Consolidator
adalah entrepreneur yang hanya
bisa menerima risiko rendah dan karateristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah seorang yang
mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawahnya
juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts (
2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur
yaitu :
1.
Entrepreneur
adalah pelaku bukan pemikir.
2.
Entrepreneur
dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3.
Entrepreneur
selalu menjadi penemu
/ pencipta sesuatu.
4.
Entrepreneur
adalah akademis dan tidak bisa menyesuaikan dalam
masyrakat.
5.
Entrepreneur
harus memenuhi the profile
6.
Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
7.
Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan
8.
Ketidaktahuan merupakan
kebahagian bagi entrepreneur
9.
Entrepreneur
menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan
tingkat kegagalan cukup tinggi.
10. Entrepreneur adalah
sangat pengambil risiko.
Karateristik ini sangat memberikan
pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur
selalu membawa resiko dan inovasi. Kao ( 1991 ) menyeutkan ada 11
karateristik entrepreneur yaitu :
1.
Total komitmen, penentu,
dan melindungi.
2.
Dorongan untuk
mendapatkan dan bertumbuh.
3.
Orientasi kepada
kesempatan dan tujuan.
4.
Mempunyai inisiatif dan
tanggung jawab personal.
5.
Pemecah persoalan secara
terus menerus,
6.
Memiliki realisme dan
dapat bercengkrama ( humor )
7.
Selalu mencari dan
menggunakan umpan balik ( feedback)
8.
Selalu berfokus pada
internal.
9.
Menghitung dan mencari
resiko.
10. Kebutuhan
yang kecil untuk status dan kekuasaan.
11. Memiliki
integitas dan reliabilitas.
Sukardi ( 1991 )
menemukan ada 9 karateristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
1.
Sifat instrumental
2.
Sifat prestasi
3.
Sifat keluwesan bergaul
4.
Sifat kerja keras
5.
Sifat keyakinan diri
6.
Sifat pengambil resiko
7.
Sifat swakendali
8.
Sifat kemandirian
Berdasarkan karateristik entrepreneur yang dikemukakan oleh
ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai
jaringan ( network ), inovasi, dan
keinginan bertumbuh, serta pengambil resiko. Kondisi ini menunjukan bahwa para entrepreneur menemui tekanan ( stress ) setiap inovasi yang
dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan
Gumpert ( 1983 ) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi dari 4 penyebab
yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan
manusia ( pegawai ), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
3.
Mengatasi
Tekanan
Mengantisipasi tekanan enterpreneur harus bisa berhasil, supaya
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan
para enterpreneur seperti melakukan meditasi, melemaskan otot dengan olahraga,
mencari hiburan, dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan
agar tekanan teratasi, yaitu:
1.
Menciptakan networking : kesepian yang dihadapi
dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu
bercerita permasalahan yang dihadapi.
2.
Keluar dari persoalan
secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan enterpreneur melepaskan semua pekerjaan
dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3.
Berkomunikasi dengan
pekerja : enterpreneur mau membuka
pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan
membantu enterpreneur dalam
menghadapi persoalan.
4.
Menciptakan kepuasan di
luar perusahaan : enterpreneur dapat
melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis
yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
5.
Pendelegasian : enterpreneur harus bisa mendelegasikan
pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan
penjelasan tentang enterpreneur
termasuk stress yang dihadapi. Inovasi dan resiko serta keinginan berkembang
merupakan karakteristik utama dari enterpreneur.
B.
JIWA KEWIRAUSAHA
1.
Pelaku
Usaha
Pelaku
usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi
tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
Ciri dan profil wirausaha adalah
sebagai berikut:
Tabel
2.1
Ciri
dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
|
Watak
|
Percaya
diri.
|
Yakin,
tidak tergantung, individualis, optimis
|
Berorientasi
pada tugas dan hasil.
|
Butuh
prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat,
energik, dan inisiatif
|
Pengambil
risiko.
|
Mampu
mengambil resiko. suka tantangan
|
Kepemimpinan.
|
Sebagai
pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
|
Keorisinilan
|
Inovatif
dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
|
Berotientasi
ke masa depan.
|
Pandangan
kedepan, perseptif.
|
Jiwa
tersebut harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang
baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki,
semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa
wirausaha antara yang satu dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu
mempunyai keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan,
bersedia mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak
memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada
yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang
menarik diri dan pemalu.Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan,
maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sengat berbeda dari bukan
wirausaha.
2.
Ideologi Wirausaha
Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan diri sendiri dan
buka dari diri oranglain. Resiko kegagaln selalu ada, pelaku usaha mengambil
resiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan
harus diterima sebagai pengalaman. Wirausaha berhasil setelah mengalami
kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau membantu menyalurkan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan
keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal kata lelah.
Capaian tujuan
yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri,
tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemhan, jujur dan agresif dalam
mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada
tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. lakukan hal yang
penting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai
kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan
merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang
diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil
secara sempuna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya
akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
3.
Jati diri Wirausaha
Manusia
adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda-beda,
hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab berlainan,
dan mempunyai tujuan hidup yang berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha
cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang.
Wirausaha saling meniru antara satu dengan yang lain, yang tua dan identifikasi
mendekati model peranan akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan,
kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan
usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri
sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila
ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan
berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam
menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masalalu
membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha
mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar
kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan
produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan
dalam pertumbuhan pribadi secara terus menerus.
4.
Sikap Karir
Pelaku
bisnis mempunyai kemampuan tertentu yang
dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku
usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
1.
Pilih karir yang
memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan
pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat
diri sendiri.
2.
Apabila memulai karir,
tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang
sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk
mengembangkan karir diri sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap,
pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil.
Kembangkan sifat positif melalui
kegiatan sehari-hari.
3.
Diperlukan pengetahuan
sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam
jenis pekerjaan tersebut.
4.
Tingkatkan kemampuan diri
secara terus-menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang kedepan untuk
menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5.
Semua
selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan
dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih
tinggi.
6.
Berorientasi
pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang
mengantar pada sukses masa depan.
7.
Memiliki kekuatan dan
kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan,
lebih baik bersandar dan gunakan
kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber
daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8.
Susun kegiatan menjadi
rutin agar mempunyai banyak waktu untuk
berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki
lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan
sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk
kegiatan yang kreatif.
9.
Terimalah tanggung jawab
secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu keadaan
10.
Mampu menggabungkan sifat
pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai
hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para karyawan.
11.
Mempunyai keyakinan pada
diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan hasil yang dicapai.
12.
Penampilan diri
mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga.
Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri sendiri,
pastikan berpenampilan yang menarik.
13.
Mengampil kepuasan
merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil
dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar
mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14.
Jalani hidup pada masa
sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lalu.
Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.
5.
Sikap
Mental
Pelaku usaha
memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah
mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Saran berikut merupakan pengembangan sikap
mental yang baik.
1.
Pelaku bisnis merupakan
orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga
akan prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap ini
menentukan keberhasilan.
2.
Otak merupakan alat yang
berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk
memikirkan suatu kemungkinan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3.
Sebagai manusia membatasi
pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan Imajinasi untuk
meluaskan pikiran dan coba berfikir yang
besar-besar. Pelaku usaha yang dapat melihat image besar adalah bersifat
wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
4.
Humor ikut mengembangkan
sikap mental yang sehat, selalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak
sehat. menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan
menyebarkan optimismedan suasan yang santai.
5.
pikiran harus
terorganisasi dengan baik dan amampu memusatkan pada berbagai permasalahan.
Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan
upaya yang minim.
6.
Perilaku
Positif
Perilaku
individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, perilaku
usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan
untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan.
Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif
terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dikembangkan dalam
jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut berguna bagi pelaku usaha dalam
mengembangkan sikap positif.
1. Pusatkan
perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2. Pilih
sasaran positif dalam bekerja.
3. Bergaul
dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan
ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4. Jauhi
pikiran dan ide negatif.
5. Diri
sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6. Selalu
awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan
pribadi, kehidupan kerja maupun kehidupan masyarakat.
7. Tinggalkan
suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari
pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8. Lingkungan
mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri
wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif
dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
9. Percaya
diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri
sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10. Hilangkan
beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu.
Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan. Usahakan
konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukan bahwa
ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan
dalam suasana stress. Mengelola dalam
situasi stress yang terus menerus
menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam menangani stress meliputi : perhatikan dalam makan
dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang
penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana harus dibuat dan
mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil tindakan tidak
berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila
terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling memungkinkan terjadi. Menghadapi stress, yang perlu diingat adalah
menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja sesuai dengan rencana.
C.
BAB III RISIKO USAHA
1.
Kondisi
Berisiko
Wirausaha menyukai risiko realistik
karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas
yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang
dimiliki, sehingga risiko kecil dan tinggi dihindari karena sumber kepuasan
tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang
sukar ytetapi dapat dicapai.
2.
Keputusan
Risiko
Pengambilan risiko dalam kehidupan
melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk
masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia
mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudakan bakat dan kemampuan.
Selaku pelaku usaha, harus sadar
bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa
sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk
mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mengenai
sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko
pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena
dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang di capai sekarang.
Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan
berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas
tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha
merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan
untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko
atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku pelaku
usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha tidak
dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas perbuatan diri
sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka ini saat yang
tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka situasi akan
semakin buruk, dan pemasalahan semakin
sukar dipecahkan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil
risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil
risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung.
Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat
membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi
dan menilai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan
sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yang dapat terwujud
namun penting adalah bakat, kemampuan, dan pengalaman diri sendiri.
3.
Kembangkan
Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua
ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide
yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka
lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide paling
produktif.
Semua orang kreatif,jika telah
mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai
pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat
membantu mengatasi:
1.
Utarakan ide kepada istri atau
teman, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis. Menerangkan suatu ide
akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah
ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan
sebelum mencapai bentuk akhir.
2.
Pilih tempat dan waktu
untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkkan ide kepada
perusahaan sewaktu megalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan stabil,
sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan
suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang
baru.
3.
Kemukakan ide sedikit
demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan
semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
4. Melaksanakan
Perubahan
Setiap melakukan
kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko,
kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui
terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi
secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang
diperlukan, walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas
ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting, apabila
memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana pasti dan
mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang karena
apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas
bila permasalahan berubah.
Suatu rencana
sudah dicanangkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan
maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak
banyak, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah keputusan
dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah
terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin
serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut
menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi
suksesnya keputusan.
Kemampuan
mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
1.
Keyakinan
diri,
2.
Kesediaan
untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan,
3.
Kemampuan
menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan kemungkinan,
4.
Menghadapi
situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil
risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu perlu
menetapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua
kemampuan dan bakat untuk mencapau tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi
tujuan, semakin besar risiko yang akan dihadapi.
5. Evaluasi
Risiko
Keberadaan data
kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan
tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis.
Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam
hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan
mengetahui dengan cermat dan makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif
mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan.
Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko.
Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan
berikut ini:
1.
Apakah
risiko sepadan dengan hasil?
2.
Bagaimana
risiko dapat dikurangi atau dihindari?
3.
Informasi
apa yang diperlukan sebelum risiko diambil?
4.
Sumber-sumber
daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
5.
Mengapa
risiko ini penting?
6.
Apa
yang menakutkan dalam mengambil risiko?
7.
Apa
pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
8.
Apa
yang dapat dicapai dengan mengambil risiko?
9.
Persiapan-persiapan
apa yang perlu dibuat sebelum mengambil risiko?
10. Bagaimana dapat mengetahui secara
kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai?
11. Apa halangan-halangan terbesar dalam
mencapai tujuan?
Proses pemeriksaan
diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari
serangkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum menanggung risiko. Mengambil
risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, dapat mengakibatkan
kegagalan.
6. Pengambilan
Risiko
Perilaku mengambil
risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen
tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju
memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan
berinovasi, daripada manajemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang
sudah ada.
Pengambilan risiko
merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu keterampilan
yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko:
1.
Taksiran
Risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko, yaitu apa
terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternative. Missal, dihadapkan pada
kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya
adalah sebagai berikut:
a.
Tetap
pada tingkat permintaan sekarang,
b.
Membeli
peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan,
c.
Menyewa
peralatan untuk memenuhi permintaan,
d.
Mensubkontrakkan
kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila mempunyai
arus kas yang baik, cadangan kas kuatm atau kemudahan kredit baik, dan jika
permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka disini
terdapat sedikit risiko dalam memutuskan salah satu satu dari
alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama merupakan pilihan yang tidak
bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan lain,
peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misalkan saja produk atau jasa
bisa menjadi using karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak
perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik
jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang
dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini,
terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba
potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
2.
Tujuan
dan Sasaran
Langkah berikutnya
adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan.
Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara perlahan,
mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku
usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan
dan sasaran perusahaan. Apabila saat azas, proses pengambilan keputusan
diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
3.
Teliti
Alternatif
Contoh: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk
meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah
selanjutnya mengadakan survey berbagai alternatif. Alternatif-alternatif
ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif.
Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial. Tetapi jika ditinjau
memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”, sosial dan fisik.
Misal: apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlu menentukan
biaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat
dijalankan.
4.
Kumpulkan
Alternatif
Tahap selanjutnya
mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap kemungkinan
realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap
permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari
pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat
sebaiknya ditelusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis sebagai berikut:
a.
Apabila
permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong
kenaikan permintaan di pasar baru.
b.
Apakah
terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang
sekarang?
c.
Dapatkah
peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain?
d.
Apakah
ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika
permintaan bertambah?
Laba yang
diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar,
ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan
berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini,
seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
5.
Minimkan
Risiko
Menentukan langkah yang berisikan penaksiran secara
realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan, mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
a.
Kesadaran
yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan,
b.
Kreativitas
dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan),
c.
Kemampuan
merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan,
d.
Dorongan,
energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6.
Rencanakan
dan Laksanakan Alternatif
Sebuah alternatif telah dipilih, susunan sebuah
rencana untuk pelaksanaan. Rencana membuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas,
seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan balik,
sehingga perubahan-perubahan yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.
BAB III
ANALISA USAHA
Usaha souvenir pin ini pada dasarnya adalah
jasa pembuatan pin dan id cart yang kreatif dan imajinatif, dengan konsep yaitu
mengutamakan kepuasan terhadap permintaan pelanggan atau konsumen dan sudah
menggunakan teknologi komputer. sehingga bisa mendesain sesuka permintaan
konsumen dan dengan hasil yang berkualitas dan modern. Tetapi melihat potensi
atau peluang yang ada usaha souvenir masih terbuka luas, hal tersebut
dikarenakan harganya yang relatif murah dan mudahnya didalam memasarkan produk
tersebut, karena pada dasarnya konsumen membeli souvenir dengan jumlah yang
banyak. Selain itu, usaha souvenir pin ini cara pembuatanya sangatlah mudah dan
setiap orang pun dirasa mampu membuat pin tersebut jika tersedia alat-alat
untuk pembuatan pin seperti mesin press pin. Usaha ini merupakan sebuah wadah
kreativitas atau lapangan pekerjaan bagi mahasiswa yang ingin menggeluti usaha
di bidang pembuatan pin dan id cart ini, dengan demikian kualifikasi
keterampilan dan pendidikan yang harus dimiliki diantara nya mampu
mengoprasikan sofware komputer, serta menerapkan job descriptions dalam membagi
tanggung jawab atas apa yang dilakukan karyawan.
Dari
rangkuman singkat konsep usaha souvenir pin yang sudah sesuai dengan teori
pengertian dan penjabaran dari konsep wirausahawan yang menyatakan bahwa entrepreneur
adalah sesorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis usaha, yang
hasilnya akan meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan kapitalisasi
perusahaan. Entrepreneur ialah sesorang yang berinovasi tinggi dan berani
beresiko apapun yang dihadapi. Dan juga memiliki motivasi kerja yang baik,
jaringan kerja (network) yang baik, banyak perubahan dan keinginan bertumbuh
dan berkembang, serta mampu mengambil resiko dan juga meminimalisir terjadinya
tekanan dalam berwirausaha.
Di
usaha souvenir pin gusjigang ini juga sudah menerapkan konsep jiwa wirausaha
seperti yang tertera dalam landasan teori di atas. Souvenir pin gusjigang ini
sangat percaya diri dalam mengembangkan usahanya walaupun masih banyak kendala
seperti faktor kompetitif dan juga masalah permodalan yang tertera di tabel,
namun dari resiko tersebut pemilik mengatasinya dengan melakukan diversifikasi
produk, menempatkan lokasi yang strategis, pelayanan, kualitas produk dan
pendistribusian produk dengan sangat baik kepada para konsumen. Serta
berorientasi pada sebuah komitmen yaitu proses dan hasil, dengan demikian
tingkat kepuasan dalam permintaan merupakan kunci keberhasilan usaha tersebut.
Dan juga dalam pengembangan souvenir pin gusjigang ini melakukan segmentasi,
targeting dan rencana pemasaran dan promosi dengan melalui brousur, media
sosial, serta promosi langsung. Hal itu menggambarkan bahwa Souvenir Pin
Gusjigang telah siap dengan perkembangan usahanya.
Dalam
menganisila resiko usaha dapat menggunakan SWOT untuk mengetahui apa yang
menjadi faktor Strenghts, Weakness,
Oportunities, Threats. Berikut analisis SWOT pada usaha Souvenir Pin
Gusjigang.
1) Kekuatan
(Strenghts)
Suatu keunggulan di
souvenir pin gusjigang sebagai berikut.
Ø Harga
terjamin lebih murah dibanding dengan para pesaing yang ada dan mudah
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
Ø Produk
yang dibuat berkualitas dan jauh lebih awet
Ø Memiliki
berbagai jenis pin dan inovative
2) Kelemahan
(Weakness)
Keterbatasan yang
terdapat pada usaha souvenir pin gusjigang dan masih menjadi kelemahan adalah
sebagai berikut.
Ø Kelemahan
usaha ini yaitu terletak pada molding press pin, untuk membuat pin dengan
ukuran maupun variasi baru pemilik usaha harus membeli molding yang baru pula.
3) Peluang
(Oportunities)
Situasi yang
menguntungkan pada usaha souvenir pin gusjigang sebagai berikut.
Ø Proses
pembuatan pin sangatlah mudah
Ø Usaha
ini tergolong murah tetapi memiliki keuntungan yang lebih
Ø Bahan
baku pembuatan pin mudah didapatkan
4) Ancaman
(Threats)
Terdapat ancaman yang
tidak menguntungkan pada usaha souvenir pin gusjigang ialah sebagai berikut.
Ø Munculnya
para pesaing baru, dikarenakan omset yang sangat menggiurkan dan mudahnya
didalam membuat serta mendirikan usaha souvenir tersebut
Setelah
di analisa SWOT di atas, kita dapat mengidentifikasi apa yang menjadi
keunggulan apa yang menjadi kelemahan yang di alami souvenir pin gusjigang.
Dari kelemahan tersebut kita dapat mengetahui dan mengevaluasi apa resiko yang
akan di hadapi oleh seorang pewirausaha tersebut. Sehingga pengusaha bisa
meminimalisir resiko-resiko yang ada demikian. Pengusaha bisa mencoba menutupi
atau memperbaiki dengan memperkuat keunggulan produk dan peluang yang
dimilikinya.
Tentunya
souvenir gusjigang sudah menerapkan analisis risiko usaha dalam pelaksanaan
wirausahanya, hal itu di buktikan dengan analisis SWOT yang telah tertuang
diatas. Serta dengan dilakukannya evaluasi setiap terjadi kesalahan pada saat
produksi dan setiap 2 minggu sekali. Evaluasi ini berfungsi sebagai pemecah
permasalahan yang terjadi dan memperbaikinya. Sehingga kinerja kedepan konsep
dari pedoman wirausaha itu sendiri dapat terealisasi dengan benar dan baik
sebagai mestinya.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Entreprenuer
adalah seseorang yang mempunyai karakteristik inovasi tinggi dan resiko yang
dihadapi atau yang dibawanya juga tinggi. Entrepenuer harus memiliki motivasi
kerja yang tinggi, mempunyai jaringan network, inovasi serta mengambil resiko.
Mengantisipasi tekanan entreprenuer harus bisa berhasil supaya dapat mencapai
tujuan yang bisa berhasil dan juga meminimalisir resiko dalam usaha. Souvenir
Pin gusjigang sudah menerapkan beberapa teori jiwa wirausaha yang tertera di
landasan teori diatas. Setiap usaha pastinya akan mengalami pasang surut
profit, hal itu menjadi kendala yang mutlak bagi seorang wirausaha, maka jangan
menyerah atau kapok pada situasi tersebut, tetap bersabar dan berjalan sesuai
konsep yang telah dijalankan. Menggunakan ide-ide yang bagus dan berkreatif serta
inovatif guna menghadapi resiko untuk meminimalisir kekurangan maupun kesalahan
dan melakukan perubahan agar lebih baik lagi. Sehingga kedepan nya menjadi
perusahaan yang kuat, solit dan tangguh dalam berwirausaha.
B.
Saran
Setelah kita mengetahui bagaimana
melakukan usaha, kita harus berkomitmen pada konsep dan mengutamakan pedoman
tersebut dalam berwirausaha, supaya kita menjadi tahu bagaimana meminimalisir
resiko dalam berwirausaha.
DAFTAR PUSTAKA
Kuratko, Donald F. And
Richard M. Hodgetts. 2011. Entrepreneurship: A Comtemporary Approach, 5 eds., South Western, Australia
Sukardi, Imam Santoso.
1991. Intervensi Terencana Faktor-Faktor
Lingkungan terhadap pembentukan sifat-sifat Antreprenuer (Entreprenuer Traits),
Disertai Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia.
Sukirman. 2014. Kewirausahaan (Kasus dan Implementasi).
Edisi 7. Galaksi Nursindo: Semarang
Naqi, Muhammad S.A. 2017.
Proposal Kewirausahaan Souvenir Pin
(GusJiGang). Fakultas Ekonomi: Universitas Muria Kudus
Zimmerer, T W and N. M.
Scarborough, 2015. Essential of
Entreprenuership and Small Business Management; 4th, Pearson Prentice Hall,
Singapore.
LAMPIRAN
GAMBAR
A.
Gambar Lokasi Usaha
B.
Gambar Brousur